Alamat: Jl. Udayana No. 14, Mataram
Telepon: (0370) 645126
Fax: (0370) 645126
Email: pde@ntb.go.id
Website: www.ntb.go.id
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berbatasan dengan Laut jawa di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Selat Sepadan di sebelah timur dan Selat Lombok di sebelah barat. Ibukota adalah Kota Mataram. Kepala daerah adalah Tuan Guru Bajang KH.M.Zainul Majdi, MA dan Wakil Kepala Daerah adalah Ir.H.Badrul Munir, MM.
Jumlah penduduk sebesar 4,37 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 221 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 2,99 juta jiwa, dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja sebanyak 2,03 juta jiwa yang dan bukan angkatan kerja sebanyak 968,64 ribu jiwa. Jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja (1,9 juta jiwa) dan jumlah pengangguran (124 ribu jiwa). Tingkat Partisipasi Aktif Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 67,69 persen, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,13 persen.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 1,12 juta jiwa (24,99 persen) dimana 48,96 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 832.500. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 182 ribu jiwa, miskin sebanyak 260 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 126 ribu jiwa.
SUMBER DAYA ALAM
Pertanian dan Perikanan
Luas areal pertanian sebesar 1,11 juta ha dan baru dimanfaatkan sebesar 49,89 ribu ha yang terdiri dari lahan irigasi, non irigasi, lahan tadah hujan dan lahan kering. Pada tahun 2005, produksi beras yang dihasilkan mencapai 1,37 juta ton. Komoditas palawija yang dikembangkan antara lain kedelai, kacang tanah, jagung, kacang hijau, cabe, bawang merah, mangga, pisang dan nanas. Disamping itu sektor perikanan memiliki luas perairan 35,09 ribu km2 yang meliputi perairan laut, panjang pantai dan perairan lepas pantai. Potensi lestari perikanan mencapai 102.80 ribu ton/tahun.
Kehutanan
Hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 1,10 juta ha yang meliputi jenis kayu jati, kayu rimba, kayu dua bunga, kayu bakar, rotan, air madu, asam, bambu, kayu bulat, kayu gergajian dan akar lontoh.
KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 8,11% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,22%, namun tetap menurun dibanding triwulan sebelumnya (8,20%). Penggerak utama perekonomian adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif. Pengaruh faktor musiman yaitu tahun ajaran baru di awal triwulan dan hari besar keagamaaan diakhir triwulan mendorong terjadinya peningkatan kegiatan konsumsi masyarakat. Kondisi tersebut sejalan dengan indeks keyakinan konsumen dan jumlah kredit konsumsi yang menunjukan tren yang meningkat. Sementara investasi mengalami perlambatan setelah pada triwulan lalu mengalami pertumbuhan yang tinggi. Kondisi ini tercermin dari penurunan pertumbuhan pada indikator-indikator investasi seperti laju impor barang modal dan kredit investasi.
Ekspor mengalami peningkatan kinerja yang disebabkan pemulihan ekonomi periode sebelumnya, dijelaskan dengan kenaikan angka penjualan konsentrat tembaga ke berbagai negara tujuan ekspor searah dengan membaiknya harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Seiring dengan peningkatan ekspor, sektor pertambangan diprediksi mampu tumbuh sebesar 21,97% (yoy) dan menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi di triwulan ini. Selanjutnya, kontribusi yang besar juga diberikan sektor pertanian seiring tibanya musim panen pada sub sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Sementara itu, pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) didorong oleh kinerja sub sektor perdagangan sejalan dengan peningkatan kegiatan konsumsi masyarakat.
Laju inflasi sebesar 4,63% (yoy), lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai 14,74% (yoy), namun laju inflasi tersebut lebih tinggi dibanding laju inflasi nasional yaitu sebesar 2,83% (yoy). Rendahnya laju inflasi tahunan disebabkan tingginya tingkat harga pada tahun lalu akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada Mei 2008. Sedangkan penurunan harga BBM di awal 2009 dan ketersediaan bahan makanan khususnya beras yang tercermin dari stabilnya harga beras menjadi faktor yang menahan laju inflasi. Laju inflasi secara tahun kalender mencapai 3,72% (ytd), dengan laju inflasi tertinggi terjadi pada kota Mataram yang mencapai 3,81% (ytd) sedangkan di kota Bima tercatat sebesar 3,36% (ytd).
Selain itu, perkembangan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) menunjukkan perbaikan dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperkirakan berlangsung lancar dan telah mencapai 73% dari target PAD pada triwulan III-2009. Sedangkan realisasi anggaran belanja pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat baru mencapai kisaran 60,38%.
Sumber :
Asriani, Kholidah
http://nasional.vivanews.com/news/read/7263-provinsi_nusa_tenggara_barat
4 November 2008
Minggu, 24 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar